HR. Rasuna Said ini berasal dari Panyinggahan, Maninjau. Sekitar 1,5 km dari Maninjau arah ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka. Ayah Rasuna Said adalah H. Muhammad Said, seorang saudagar Maninjau. Rasuna Said lahir tanggal 14 September 1910 (rumah yang jadi mushala ini selesai dibangun tahun 1917).
Mushala Annur HM. Said ini berbeda dengan mushala pada umumnya. Tidak ada ada kubah ataupun atap yang berundak seperti mushala-mushala lain pada umumnya. Bentuk Mushala ini lebih mirip rumah biasa. Apalagi pada saat itu mushala ini terkunci dari luar. Karena mushala ini hanya digunakan saat shalat shubuh, magrib dan isya saja.
Pada bagian pagar rumah terdapat tahun selesai pembuatan rumah tersebut, tahun 1917. Begitu kita masuk ke pintu rumah terdapat semacam teras kecil dari tembok berubin yang berukuran sekitar 1 meter. Bagian sebelah kanan pintu masuk terdapat tangga kayu (tangga asli rumah) yang menuju lantai atas. Dan sebelah kiri ada undakan tiga atau empat anak tangga ke bawah, ke lantai mushala.
Lantai rumah ini aslinya adalah lantai papan. Tetapi sekarang lantai papannya sudah dicopot. Tanah antara teras dan halaman depan rumah yang berada di pinggir jalan, lebih tinggi dibanding dengan tanah di bagian dalam rumah. Jadi di bawah lantai asli ada kolong yang tingginya kira-kira 2 meter.
Kolong di bawah lantai ini sekarang ditimbun tanah kira-kira setinggi hampir 2/3 bagian. Kolong yang sudah ditimbun ini dijadikan lantai. 1/3 bagian ke arah belakang ruang ruang rumah ini tidak ditimbun. Sehingga ada tangga dari lantai ruang shalat menuju ke bagian dasar kolong dan menuju pintu belakang.
Pintu belakang ini adalah pintu gudang atau kandang yang ada di kolong bawah lantai rumah yang masuknya dari halaman belakang. Pintu bagian belakang yang asli yang menuju halaman belakang dan dapur, masih ada dan tapi terkunci atau dimatikan, dan tangga tembok yang asli yang ada dibelakang pintu juga masih ada dan terlihat kokoh.

Bagian atas rumah, masih terlihat sama dengan bentuk aslinya. Tidak ada yang berubah. Ruangannya kosong melompong, kecuali satu lemari tua yang masih berdiri di dinding ruangan. Kamar-kamar di lantai atas pun juga kosong. Dari kamar atas paling belakang, kita bisa melihat pemandangan ke arah danau walaupun tidak terlalu dekat.
Sebelumnya pernah ada bantuan biaya perawatan rumah dari Garuda Indonesia. Bantuan yang berupa Uang tunai itu dipergunakan untuk mengecor lantai yang sebelumnya masih lantai kayu. Lantai inilah yang sekarang masih bertahan di Rumah Kelahiran Hj. Rasuna Said.

Semoga anak-anak muda Maninjau, dan juga anak muda Ranah Minang, terutama yang wanita tidak hanya bangga dengan pada Bundo rasuna said ini. Tetapi hendaknya juga bisa menyerap semangat perjuangan Bundo Rasuna said dalam pembangunan karakter masyarakat Indonesia yang bersih dan berwibawa. Aamiin.