KEGIATAN DESA WISATA EDUKATIF NAGARI MANINJAU: GERAKAN BAGURU KA ALAM
“Alam Takambang Jadi Guru” merupakan falsafah adat Minangkabau yang sangat terkenal secara turun temurun, yang mengandung makna adat dan ilmu. Melalui alam, manusia dapat belajar yang nantinya dapat menjadi pedoman hidup bagi manusia dalam bertindak dan berprilaku.
Melalui Program Revitalisasi LPTK 2021, yaitu dalam kegiatan Desa Wisata Edukatif di Nagari Maninjau Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam, lima orang mahasiswa UNP dari Jurusan Pariwisata yaitu Iftita Rahmi Efendi, Nabilla Almira Lamis, Abid Pradipa, Dadra Are Putra dan Fadhil M Adz-Dzahaby, yang dibimbimbing oleh Dr. Yuliana, SP., M.Si. mendampingi 20 orang siswa siswi SMPN 1 Tanjung Raya melaksanakan Gerakan Baguru ka Alam di Pantai Sikabu Nagari Maninjau, yang dihadiri oleh Wali Nagari Maninjau, Alfian Dt. Kayo(14/11 2021).
Satu orang mahasiswa memandu empat siswa dalam kegiatan tersebut. Siswa diajak untuk melihat alam dan aktivitas masyarakat yang ada di sekitar Pantai Sikabu. Terlihat keseriusan dari siswa mendengar arahan dari para pemandunya. Selama ini siswa belajar dari guru di sekolah dalam ruang kelas yang terbatas. Namun dalam kegiatan ini siswa belajar di alam dan dapat menyaksikan langsung serta menuliskan apa yang dilihat. Kemudian didiskusikan bersama. Hasil dari kegiatan Baguru ka Ala mini mereka buat dalam bentuk karya tulis dan flog yang akan dipublish di youtube.
Banyak hal menarik yang ditulis siswa siswi SMPN 1 Tanjung raya ini, antara lain tentang sampah di pantai, yang dibuang oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang dapat merusak lingkungan alam dan kehidupan manusia. Ada juga siswa yang langsung menyaksikan aktivitas masyarakat di Pantai Sikabu yaitu Mamukek ikan, yaitu metode tradisional dalam aktivitas menangkap ikan dengan menebarkan pukat melalui sampan, masyarakat lokal menyebut biduak.
Belajar dengan alam terasa menyenangkan, demikian yang disampikan oleh siswa-siswi SMP ini. Alam yang masih ramah dengan ikan yang banyak diperoleh oleh nelayan dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat, ikan dijual atau diolah menjadi makanan keluarga. Bagaimana perjuangan orangtua untuk mencari nafkah untuk anak-anaknya dapat mereka rasakan dengan melihat sekiranya nelayan itu adalah orangtua mereka sendiri. Saat kami tanya kepada anak-anak tersebut tentang kesan mereka belajar di alam, mereka minta supaya sering-sering diajak seperti kegiatan ini.
Pada siang harinya, tim Desa Wisata Edukatif mengajak peserta untuk makan siang dan beraktivitas di Homestay Monggong Hill. Aktivitas lanjutan adalah menyelesaikan tulisan dan video/flog yang dibuat.
Penulis : Ibu Dr. Yuliana, SP., M.Si
Admin :
Rahmat Hidayat, S.Pd
Rahmad Afriadi, A.Md